Komisi V Tinjau Reviltalisasi Boezem Morokrembangan
Komisi V DPR RI melakukan kunjungan spesifik meninjau progres revitalisasi yang dilakukan di Boezem atau Setu Morokrembangan, Surabaya, Jatim. Boezem yang dibangun pada era pemerintahan penjajah Belanda tahun 1934 ini sempat tidak terawat, penuh endapan tanah, sampah dan tanaman air. Lokasi kumuh dan berbau tajam ini mulai ditata ulang pada tahun 2007.
"Kita perlu meninjau proyek yang didanai APBN sebagai bentuk pengawasan.Sejauh ini kita lihat perkembangannya luar biasa, wilayah yang dulu dikenal kumuh setelah 5 tahun berubah menjadi lokasi wisata dan budi daya ikan," kata anggota Komisi V Fary Djemi Francis saat meninjau lokasi di Surabaya, Kamis (26/9/13).
Proyek yang melibatkan Ditjen Cipta Karya, Ditjen Sumber Daya Air dan Pemkot Surabaya ini sejak tahun 2007 lalu telah menyerap anggaran sebesar Rp.205.266.000.000,- Tim Komisi dalam kesempatan itu memeriksa sejumlah proyek yang telah dilaksanakan diantaranya perbaikan jalan inspeksi, pembangunan rumah pompa untuk pembuangan air ke laut, penyaringan sampah otomatis.
Sementara itu anggota Kommisi V dari FPKB Andi Muawiyah Ramli meminta program revitalisasi tidak meninggalkan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi boezem. "Penduduk sekitar mesti dirangkul sebisa mungkin dilibatkan dalam kegiatan penataan lingkungan. Mereka kita harapkan ke depan ikut menjaga," imbuhnya.
Kepala Dinas PU, Pemkot Surabaya, Erna Purnawati menjelaskan saat ini sedang dipersiapkan pembangunan rumah susun sewa yang akan dilaksanakan Cipta Karya. "Pembanguan rusun memanfaatkan lokasi spoil bank/disposal area milik Sumber Daya Air. Pemkot Surabaya nantinya bertanggung jawab pada urusan pembebasan dan masalah sosial lain," jelasnya.
Ia berharap Komisi V dapat mendukung program lanjutan revitalisasi Boezem Morokrembangan yang masih memerlukan tambahan anggaran. Sejauh ini kegiatan sudah berhasil menata boezem sebagai kolam retensi genangan air hujan dari kawasan pusat kota Surabaya. Ini menurutnya mengatasi banjir setidaknya di 4 kecamatan. (iky)